Wednesday, February 13, 2008

lagu Banjar jadi tuan rumah di negeri sendiri


Perkembangan karya musisi atau pemusik Kalimantan Selatan di blantika musik lokal Banjarmasin dan nasional masih berjalan perlahan. Berbanding terbalik dengan lagu daerah lain, lagu Banjar kelihatannya kurang greget. Bahkan lagu urang Banua cenderung kurang diminati dan tidak menjadi tuan rumah di daerah sendiri. Ada Apa dengan Lagu Banjar?

Buktinya, beberapa tahun terakhir lagu Banjar jarang terdengar. Di tempat umum, taksi atau alat transportasi lainnya. Bandingkan dengan lagu Poco-Poco dari Sulawesi Utara atau Stasiun Balapan-nya Didi Kempot dari Jawa Tengah, semuanya tenar hingga nasional.

Lagu ini bahkan menjadi Nada Sambung Pribadi (NSP) di beberapa produk seluler. Lagu Banjar? ternyata masih di simpang jalan dan tak terdengar gaungnya. Sebagai urang Banua, tentu patut mencari solusi efektif.

Maestro lagu Banjar yang juga budayawan senior, Anang Ardiansyah mengatakan greget dari lagu Banjar bahari lebih bagus dibandingkan sekarang. Sekadar pembanding, lagu Paris Barantai yang diciptakannya menjadi ikon Banjarmasin masa lalu yang terjual hingga ribuan copi.

"Kalau orang luar mendengar lagu ini pasti langsung ingat Banjarmasin. Dilihat dari perkembangannya, lagu-lagu berirama khas Banjar terbagi tiga yaitu pantun yang berkembang di tepian sungai, di daratan dan pesisir pantai," paparnya.

Untuk mengembangkan lagu Banjar, papar Anang saat ini perlu kreativitas pencipta lagu. "Artinya dalam proses penciptaan lagu jangan monoton tetapi lagunya bervariasi," tambahnya.

Lalu apa saja yang jadi kendala perkembangan lagu Banjar? Jawabnya singkat, masalah promosi. "Karena itu, perlu perhatian pemerintah daerah dan pengusaha berkompeten untuk ikut serta mempromosikan lagu Banjar," lanjut pencipta lagu Banjar ini.

Di samping itu, menurutnya perlu perda khusus dari pemerintah daerah mengatur promosi dan peredaran karya seni lokal. Contoh kecil, perda yang mewajibkan setiap perkantoran hotel atau terminal memutar lagu Banjar sehingga lagu daerah ini lebih dikenal.

Tak ketinggalan Anang juga mengharapkan bantuan media seperti radio dan media cetak untuk promosi album sehingga gilirannya meningkatkan pesona budaya Banua.

"Obsesi saya ingin lagu Banjar itu menjadikan tuan rumah di negeri sendiri. Kualitas untuk berkompetisi lagu kita tak kalah sebenarnya dengan lagu daerah lain," pungkasnya