tag:blogger.com,1999:blog-25261962088374556342024-03-13T12:15:53.384-07:00penggemar lagu banjar silahkan akses blog iniUnknownnoreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-2526196208837455634.post-28220359075670363122008-05-11T23:27:00.000-07:002008-05-11T23:31:28.883-07:00Anang Ardiansyah, Maestro Lagu Banjar<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.kompas.com/data/photo/2008/03/13/2685107p.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px;" src="http://www.kompas.com/data/photo/2008/03/13/2685107p.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><p>Suatu pagi, Anang Ardiansyah baru tiba di Taman Budaya Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Beberapa seniman dan pegawai yang ada di pusat kebudayaan di Jalan Brigjen Hasan Basry itu spontan menyalami seniman Banjar ini.</p><p>Nyaris dengan siapa pun, Anang tak berjarak. Itulah Anang Ardiansyah, seniman andalan Kalsel. Dari tangannyalah tercipta lagu banjar yang menjadi ikon lagu daerah Kalsel.</p><p>Simak penggalan tembang ciptaannya: wayah pang sudah hari baganti musim/wayah pang sudah/kotabaru gunungnya bamega/bamega ombak manampur di sala karang/ombak manampur di sala karang/ batamu lawanlah adinda/adinda iman di dada rasa malayang/iman di dada rasa malayang.</p><p>Bagi mereka yang mengenal Kalsel, sepintas membaca lirik Paris Barantai itu terasa akrab. Karya Anang sama terkenalnya dengan nyanyian Ampar-ampar Pisang ciptaan Thamrin dan dirilis Hamiedan AC.</p><p>Pada 1960-an Paris Barantai direkam dalam piringan hitam oleh Orkes Melayu Rindang Banua dan Ampar-ampar Pisang oleh Orkes Melayu Taboneo. Kedua lagu itu populer dan terus diperdengarkan Radio Republik Indonesia (RRI) di seluruh Tanah Air. Sampai kini, belum ada lagu banjar sepopuler kedua lagu itu.</p><p>Anang juga dikenal lewat lagu banjar lainnya, seperti Pangeran Suryanata, Kambang Goyang, Nasib Pambatangan, Sanja Kuning, dan Kakamban Habang. Dari tangan dia, tercipta sekitar 103 lagu banjar. Sebagian dari lagu tersebut sudah direkam dalam tujuh album, dan sekitar 43 lagunya bisa dibilang populer.</p><p>”Saya mencipta lagu sejak SMA,” kata lelaki yang pada 1954 pernah meraih penghargaan Bintang Langgam di Banjarmasin itu. Tahun 1957 ia merantau ke Malang, Jawa Timur, untuk belajar di tingkat SMA.</p><p>Setahun kemudian Anang pindah ke Surabaya. Di kota ini dia bergabung dengan Orkes Melayu Rindang Banua yang dipimpin dokter Sarkawi. Orkes ini kumpulan pemuda Kalimantan yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Kalimantan. Sebelum bergabung dalam band itu, ia meraih juara harapan seriosa Lomba Nyanyi Langgam di Malang.</p><p>”Di sinilah kami belajar membuat lagu banjar. Saat itu belum ada lagu Kalimantan (Kalsel) diciptakan dengan iringan musik band. Kami awalnya membuat lagu banjar dari gubahan lagu-lagu rakyat berupa pantun. Setelah digubah, jadilah lagu-lagu banjar baru dan bisa diterima warga. Kami sering membawakannya saat diundang mengisi acara perkawinan,” ceritanya.</p><p>Lagu Paris Barantai tercipta ketika Anang sering melihat pertunjukan seni tari gandut—seni tari khas Banjar yang dilakukan berpasang-pasangan seperti tari ronggeng atau tayub—yang sekarang bisa dikatakan punah.</p><p>”Dulu, salah satu penari wanitanya bernama Su Paris. Wanita itu langkar (cantik). Kesenian mereka dimainkan di berbagai tempat, dari Banjarmasin, Bati-bati, Sungai Danau, Pagatan, hingga Kotabaru. Kesenian itulah yang menginspirasi lagu itu,” katanya.</p><p>Begitu seringnya membawakan lagu banjar, Rindang Banua menjadi terkenal di Surabaya dan Banjarmasin. Band ini terangkat namanya tahun 1959 saat lagu Paris Barantai masuk rekaman piringan hitam yang dikerjakan Lokananta di Solo.</p><p><strong>Sang Kolonel</strong></p><p>Selain berkesenian, Anang juga memiliki karier panjang pada jajaran militer hingga berpangkat kolonel. Seniman Kalsel ini masuk TNI tahun 1962 setelah lulus Sekolah Calon Perwira (Secapa) di Banjarmasin pada 1961.</p><p>Selama hampir 30 tahun bergabung dengan TNI, Anang bertugas ke berbagai daerah, seperti Bandung, Cirebon, Surabaya, Makassar, dan Balikpapan. Terakhir dia bertugas di Banjarmasin.</p><p>”Selama bertugas pun saya terus membuat lagu banjar,” kata Anang, yang jabatan terakhirnya pemeriksa di Inspektorat Daerah Militer VI/Tanjungpura, Balikpapan.</p><p>Saat bertugas di Kalimantan Timur, Anang sempat menciptakan lagu untuk daerah setempat, seperti Balikpapan, Samarinda, Di Hunjuran Mahakam, Di Panajam Kita Badapat, dan Apo Kayan. Lagu-lagu itu direkamnya dalam kaset pada 1987 dengan judul Curiak.</p><p>Selesai di militer, tahun 1992 Anang membentuk kelompok musik Tygaroon’s Group dan mendirikan Tygaroon’s Mini Studio. Dari studio itulah beberapa album lagu banjar dihasilkannya.</p><p>Kegiatan berkesenian mulai menurun ketika Anang terjun di dunia politik. Periode 1999-2004 ia menjabat Wakil Ketua DPRD Hulu Sungai Utara dan Ketua Dewan Pengurus Daerah Partai Golkar Kabupaten Hulu Sungai Utara.</p><p><strong>Mudah dicerna</strong></p><p>Era 1980-an memang menjadi milik Anang. Masa itu banyak lagunya direkam, baik berupa album sendiri maupun bersama lagu banjar ciptaan seniman lain. Lagu-lagu itu dikemas dalam alunan pop, latin, jazz, dan melayu.</p><p>Karakter lagu dan lirik yang mudah dicerna dan memiliki pesan moral membuat lagu-lagunya populer. Lirik lagu-lagu banjar yang diciptakannya itu kebanyakan berasal dari lagu-lagu rakyat berupa pantun-pantun yang pada masa lalu berkembang di tepian sungai, pesisir, dan daratan.</p><p>Jenisnya, ada lagu rantauan berupa lagu rakyat yang berkembang di tepian sungai dengan ciri beralun seperti gelombang sungai. Lengkingan suara yang diperdengarkan seperti meratapi nasib.</p><p>Sedangkan lagu pandahan berupa lagu-lagu pada tari japin yang hidup di Banua Anam. Lagu-lagu ini dinyanyikan saat mairik banih (melepas bulir-bulir padi dari tangkainya dengan cara diinjak-injak). Terakhir pasisiran, yaitu lagu-lagu yang berkembang di daerah Kotabaru, biasanya dinyanyikan untuk mengiringi tarian japin sigam.</p><p>Kata Anang, lagu banjar hampir 80 persen lagu melayu. Tetapi dalam perkembangannya, lagu ini tak lagi memiliki cengkok mengalun seperti lagu melayu. Irama lagu banjar lebih tegas, mungkin karena 20 persennya mendapat pengaruh lain seperti Dayak, China, Arab, dan Jawa.</p><p>Meski berusia 70 tahun, seniman yang pandai bermain gitar sejak kelas IV SD ini mengaku tetap rutin berkunjung ke Taman Budaya Kalsel. Selain bersilaturahmi dengan sesama seniman, ia juga masih menyempatkan diri mengajar menyanyi untuk anak sekolah.</p><p>”Selagi masih bisa, saya terus mendorong para seniman muda membuat lagu banjar yang cocok dengan musik sekarang. Biar lagu banjar tetap menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri,” kata Anang yang juga pengurus Lembaga Budaya Banjar itu berharap.</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2526196208837455634.post-10846442446581236392008-02-13T17:37:00.000-08:002008-02-13T17:42:16.443-08:00lagu Banjar jadi tuan rumah di negeri sendiri<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://w1.melayuonline.com/image/image.gif"><img src="http://w1.melayuonline.com/image/image.gif" border="0" alt="" /></a><br />Perkembangan karya musisi atau pemusik Kalimantan Selatan di blantika musik lokal Banjarmasin dan nasional masih berjalan perlahan. Berbanding terbalik dengan lagu daerah lain, lagu Banjar kelihatannya kurang greget. Bahkan lagu urang Banua cenderung kurang diminati dan tidak menjadi tuan rumah di daerah sendiri. Ada Apa dengan Lagu Banjar?<br /><br />Buktinya, beberapa tahun terakhir lagu Banjar jarang terdengar. Di tempat umum, taksi atau alat transportasi lainnya. Bandingkan dengan lagu Poco-Poco dari Sulawesi Utara atau Stasiun Balapan-nya Didi Kempot dari Jawa Tengah, semuanya tenar hingga nasional.<br /><br />Lagu ini bahkan menjadi Nada Sambung Pribadi (NSP) di beberapa produk seluler. Lagu Banjar? ternyata masih di simpang jalan dan tak terdengar gaungnya. Sebagai urang Banua, tentu patut mencari solusi efektif.<br /><br />Maestro lagu Banjar yang juga budayawan senior, Anang Ardiansyah mengatakan greget dari lagu Banjar bahari lebih bagus dibandingkan sekarang. Sekadar pembanding, lagu Paris Barantai yang diciptakannya menjadi ikon Banjarmasin masa lalu yang terjual hingga ribuan copi.<br /><br />"Kalau orang luar mendengar lagu ini pasti langsung ingat Banjarmasin. Dilihat dari perkembangannya, lagu-lagu berirama khas Banjar terbagi tiga yaitu pantun yang berkembang di tepian sungai, di daratan dan pesisir pantai," paparnya.<br /><br />Untuk mengembangkan lagu Banjar, papar Anang saat ini perlu kreativitas pencipta lagu. "Artinya dalam proses penciptaan lagu jangan monoton tetapi lagunya bervariasi," tambahnya.<br /><br />Lalu apa saja yang jadi kendala perkembangan lagu Banjar? Jawabnya singkat, masalah promosi. "Karena itu, perlu perhatian pemerintah daerah dan pengusaha berkompeten untuk ikut serta mempromosikan lagu Banjar," lanjut pencipta lagu Banjar ini.<br /><br />Di samping itu, menurutnya perlu perda khusus dari pemerintah daerah mengatur promosi dan peredaran karya seni lokal. Contoh kecil, perda yang mewajibkan setiap perkantoran hotel atau terminal memutar lagu Banjar sehingga lagu daerah ini lebih dikenal.<br /><br />Tak ketinggalan Anang juga mengharapkan bantuan media seperti radio dan media cetak untuk promosi album sehingga gilirannya meningkatkan pesona budaya Banua.<br /><br />"Obsesi saya ingin lagu Banjar itu menjadikan tuan rumah di negeri sendiri. Kualitas untuk berkompetisi lagu kita tak kalah sebenarnya dengan lagu daerah lain," pungkasnyaUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2526196208837455634.post-6672239272273960532007-11-18T23:07:00.000-08:002007-11-18T23:09:48.472-08:00lagu Baras Kuning<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:QpgMRvPaRtT60M:http://www.sabah.org.my/bm/daerah/daerah/twu/tawau/images/banjar1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px;" src="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:QpgMRvPaRtT60M:http://www.sabah.org.my/bm/daerah/daerah/twu/tawau/images/banjar1.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><b>Cipt. Rasni/Dino</b><br /><br /><p>'Yu Ka', bulik pang satumat,<br />bulik pang satumat<br />Lawasnya ulun mahadang,<br />pian maninggalakan kampung halaman,<br />kapapurunnan<br /></p> <p>Yu ka, bulik pang damini, bulik pang damini<br />Ulun basakit hati,<br />pian nang ulun tangisi,<br />kada sakira diri ulun marista,<br /></p> Pian datang, ulun sambut lawan mayang<br />Ulun hamburi baras, si Baras Kuning<br />Kur sumangat, di muhara lawangUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2526196208837455634.post-64610590423709160332007-11-18T23:04:00.000-08:002007-11-18T23:06:35.776-08:00Bamalaman Manjatu Manggis<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:hTb58e1QZ_H3ZM:http://rhiel.blogdrive.com/images/ntau_lawatan_khairil_%2520_34_.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px;" src="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:hTb58e1QZ_H3ZM:http://rhiel.blogdrive.com/images/ntau_lawatan_khairil_%2520_34_.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><b>Cipt. Hamiedan AC</b><br /><br /><p>Bamalaman manjatu manggis<br />Manggis kubuat ka dalam lanjung<br />Yalalan yalan yalen<br />Yalalan yalan yalen<br /></p> <p>Bamalaman aku manangis<br />Tangis kubuat ka dalam jantung<br />Yalalan yalan yalen<br />Yalalan yalan yalen<br /></p> <p>( * )<br />Malam manjatu manggis<br />Siang mambalah paring<br />Malam aku manangis<br />Siang tabawa garing<br /></p> <p>Bamalaman manjatu manggis<br />Lanjungku kipit kahada muat<br />Bamalaman aku manangis<br />Jantungku sakit kahada kuat<br /></p> <p>Bamalaman manjatu manggis<br />Buahnya mangkal masak tahambur<br />Yalalan yalan yalen<br />Yalalan yalan yalen<br /></p> Bamalaman aku manangis<br />Bantal mambaal mataku bangkur<br />Yalalan yalan yalen<br />Yalalan yalan yalenUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2526196208837455634.post-55284022928690243152007-11-18T23:01:00.000-08:002007-11-18T23:03:28.034-08:00lagu Badindang ligun<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:KkFL8IGFMx7SKM:http://en.banjarbarukota.go.id/site/images/tour01.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px;" src="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:KkFL8IGFMx7SKM:http://en.banjarbarukota.go.id/site/images/tour01.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><b>Cipt. Hamiedan AC</b><br /><br /><p>Nyaman nyamannya, mamakanlah karak<br />Mamakan karak, nyaman jua di pipiringan<br />Nyaman nyamannya, larangan parak<br />Larangan parak, nyaman jua batitiringan<br /></p> <p>( * )<br />Badindang dindang ligun<br />Badindang, badindang ligun<br />Yalalan yalan yalan<br />Yalan yalan yalan yalan<br /></p> <p><i>(ulang *)<br /></i></p> <p>Burung katutut di hujunglah paring<br />Turiang jua batang manggis banyak kulatnya<br />Sudah takajut salajurlah garing<br />Nang hirang jua, hirang manis jadi ubatnya<br /></p> <p><i>(Musik)<br /></i></p> <p>Turiang jua, batang manggis banyak kulatnya<br />Nang hirang jua, hirang manis jadi ubatnya<br /></p> <p><i>(kembali ke *)<br /></i></p> Gajah manyubarang ai, lautan Jawa<br />Badan tinggalam, ngalih jua timbul gadingnya<br />Dinda saurang ai, timbangan nyawa<br />Saputar alam, ngalih jua babandingannyaUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2526196208837455634.post-19707314884510353012007-11-18T22:46:00.000-08:002007-11-18T22:50:02.638-08:00sapu tangan babuncu ampat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:pZ5pIhx6ajq7_M:http://www.depdagri.go.id/gambar_sp_provinsi_uk/Kalsel.gif"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 200px;" src="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:pZ5pIhx6ajq7_M:http://www.depdagri.go.id/gambar_sp_provinsi_uk/Kalsel.gif" alt="" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 51, 51);">Penyanyi : Baturai Njanji<br />Pencipta : A. Zaini<br /><br />Sapu tangan babuncu ampat<br />Sabuncunya dimakan api, dimakan api<br />Sapu tangan babuncu ampat<br />Sabuncunya dimakan api, dimakan api<br />Luka nang di tangan kawa dibabat<br />Luka nang di hati hancur sakali<br /><br />Tabang bamban jangan di parit<br />Nang di parit buang ka sumur, buang ka sumur<br />Tabang bamban jangan di parit<br />Nang di parit buang ka sumur, buang ka sumur<br />Hati nang dandam jangan diharit<br />Lamun diharit mambawa umur</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2526196208837455634.post-58411895629897738682007-11-18T22:23:00.000-08:002007-11-18T22:45:13.922-08:00lagu DANDING<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:HlHvD7wLV7Qb4M:http://banjarmasinkoe.blogdrive.com/images/6-panting_khairil_DSCF1966.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px;" src="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:HlHvD7wLV7Qb4M:http://banjarmasinkoe.blogdrive.com/images/6-panting_khairil_DSCF1966.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(102, 0, 0);" >Penyanyi : A. Sultan<br />Pencipta : A. Sultan<br /><br />Burung putih tarbang ka jambu, tarbang ka jambu<br />Imbah ka jambu ka awan pulang, adingai ... ka awan pulang<br />Budanding danding, ka awan pulang<br /><br />Awak putih bawa babaju, bawa babaju<br />Imbah babaju kakamban pulang, adingai ... kakamban pulang<br />Budanding danding, kakamban pulang<br /><br />Tanah liat tanah lambiding, tanah lambiding<br />Ku andaki daun sulada, adingai ... daun sulada<br />Budanding danding, daun sulada<br /><br />Manguliat simangulading, simangulading<br />Manampaiakan kalung di dada, adingai ... kalung di dada<br />Budanding danding, kalung di dada</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2526196208837455634.post-17610605677049482182007-11-18T20:12:00.000-08:002007-11-18T20:16:23.913-08:00lagu Halin<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.welt-atlas.de/datenbank/karten/karte-6-648.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px;" src="http://www.welt-atlas.de/datenbank/karten/karte-6-648.gif" alt="" border="0" /></a><br /><center> <p><big><big><big>Halin</big></big></big><br /><b>Cipt. H. Anang Ardiansyah</b><br /><br /></p> </center> <p>Banaik pinang, si bungas langkar, banaik pinang<br />Batis bakait, jangan dibasuh<br />di banyu karuh 2x<br /></p> <p>Lamun taganang, si bungas langkar, lamun taganang<br />Wayah ba'ulit, banyunya mata, kahada taduh<br /></p> <p>Reff :<br />Basaksi marangkai janji<br />badapat batamu sudah batali<br />umai padihnya, kada badaya badanku<br /></p> <p>Basaksi marangakai janji<br />badapat batamu sudah batali<br />tinggal basarah, lawan Nang Kuasa<br />Illahi......Robbi<br /></p> <p>Daun bingkudu, si bungas langkar, daun bingkudu<br />kambnglah rampai, jangan diikat<br />di buncu kain 2x</p> halinlah juduh, si bungas langkar, halinlah juduh<br />baluman sampai taniat hati<br />kada ka lain 2xUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2526196208837455634.post-44605778960738446512007-11-18T19:04:00.000-08:002007-11-18T19:10:56.148-08:00lagu Anak Pipit<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:1tG4wwaNHqt3NM:http://www.balifilm.com/images/AF%2520-%2520Banjarmasin%2520Floating%2520Market%25201.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px;" src="http://tbn0.google.com/images?q=tbn:1tG4wwaNHqt3NM:http://www.balifilm.com/images/AF%2520-%2520Banjarmasin%2520Floating%2520Market%25201.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><center> <p><big><big><big>Anak Pipit</big></big></big><br /><b>Cipt. Hamiedan AC</b><br /><br /></p> </center> <p>Anak pipit<br />Gugur matan di sarang<br />Ka tanah di sala rapun sarai<br /></p> <p>Umai umai<br />Kada pang sampai hati<br />Malihat anak pipit kan cilaka<br /></p> <p>( * )<br />Kasihani anak pipit<br />Ambili anak pipit<br />Jangan biarkan anak pipit<br />Dalam sengsara<br /></p> Kasihani anak pipit<br />Ambili anak pipit<br />Jangan biarkan anak pipit<br />Dalam sengsaraUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2526196208837455634.post-83417983168554578802007-11-18T18:59:00.000-08:002007-11-18T19:03:22.570-08:00makna Lagu Banjar<p>Lagu Banjar adalah lagu-lagu ber<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/bahasa_Banjar" class="extiw" title="w:bahasa_Banjar">bahasa Banjar</a>. Menurut seniman/ pencipta lagu-lagu Banjar yaitu <b>H. Anang Ardiansyah</b> (67 tahun) dilihat daerah perkembangannya lagu-lagu (pantun) berirama khas Banjar di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Selatan" class="extiw" title="w:Kalimantan_Selatan">Kalimantan Selatan</a> terbagi menjadi 3 yaitu pantun yang berkembang di tepian sungai, pantun yang berkembang di daratan dan pantun yang berkembang di pesisir pantai.</p> <p>Jenis-jenis pantun (lagu) tersebut antara lain :</p> <ul><li><b>Lagu (Pantun) Rantauan</b> yaitu lagu-lagu yang berkembang di sepanjang tepian sungai khususnya di daerah Banjar Kuala. Ciri-ciri lagu ini beralun-alun dan bergelombang-gelombang seperti gelombang sungai dan seperti orang yang meratapi nasib. Perbedaan lagu Rantauan dengan lagu Pasisiran, misalnya pada lagu Rantauan <i>mangancang meratapi nasib</i> (melengking tinggi sambil meratapi nasib), sedangkan lagu Pasisiran <i>mangancang tapi ba-arti</i> (melengking tinggi memiliki tujuan tertentu)</li><li><b>Lagu (Pantun) Pandahan</b> yaitu lagu-lagu Japin yang berasal dari Hulu Sungai (Banjar Hulu) yaitu dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tapin" class="extiw" title="w:Tapin">Kota Rantau</a> sampai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung%2C_Tabalong" class="extiw" title="w:Tanjung,_Tabalong">Tanjung</a>. Lagu ini disebut juga <b>Lagu Tirik</b>, karena dinyanyikan ketika <i>urang ma-irik banih</i> (orang yang sedang memisahkan bulir-bulir padi dengan tangkainya dengan cara diinjak-injak ketika panen). Lagu ini dinyanyikan sambil <i>baturai</i> (bersahut-sahutan, berbalas), dimana kata akhir sebuah bait dipakai lagi menjadi awal bait yang selanjutnya, contohnya lagu <i>Paris Barantai</i> ciptaan H. Anang Ardiansyah.</li><li><b>Lagu (Pantun) Pasisiran</b> yaitu lagu yang berkembang di daerah pesisiran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Baru" class="extiw" title="w:Kota_Baru">Kota Baru</a> (Sigam), yang dinyanyikan melengking-lengking dengan nada tinggi (karena ada sedikit pengaruh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Bugis" class="extiw" title="w:Suku_Bugis">Bugis</a>). Contohnya, lagu <i>Japin Sigam</i> yang mengiringi tari Japin Sigam. Lagu yang bernuansa pasisiran lainnya yaitu lagu <i>Intan Marikit</i> ciptaan Agit Kursani.</li></ul> <p>Ketiga jenis tersebut di atas merupakan jenis lagu-lagu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Musik_Panting" class="extiw" title="w:Musik_Panting">Musik Panting</a>. Pada musik panting yang asli di daerah Banjar di pakai tiga jenis alat musik saja yaitu panting (gambus), babun (gendang) dan agung (gong). Di daerah rantauan yang berbau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arab" class="extiw" title="w:Arab">Arab-Indonesia</a> ditambahan alat musik kaprak. Dan ada pula yang menambahkan tamborin. Lagu Pandahan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hulu_Sungai" class="extiw" title="w:Hulu_Sungai">Hulu Sungai</a> menggunakan babun (gendang) sebagai unsur yang dominan, juga terdapat rebab dan terbang. Penambahan babun yang bunyinya menghentak-hentak sangat sesuai karena sering dipakai sebagai pengiring <i>ba-kuntau</i> (silat). Sedangkan Lagu Pasisiran ditambahkan biola (pengaruh Arab), karena fungsinya sebagai pengiring tarian Japin (Zafin) dengan hentakan kaki yang khas (kapincalan). Dari sinilah adanya unsur biola pada musik panting.</p> <p>Sebagai <i>pungkala</i> (patron) dalam mengambil penciptaan jenis lagu Banjar dari 3 macam irama (cengkok):</p> <ul><li>Dundam yaitu lagu-lagu yang agak sedih, seperti orang <i>manggarunum</i> (bergumam) tetapi dinyanyikan, misalnya menyanyikan lagu ketika mengayun anak dalam ayunan (menidurkan). Jenis ini juga dipakai sebagai nyanyian yang bercerita sejarah seperti kisah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Puteri_Junjung_Buih" class="extiw" title="w:Puteri_Junjung_Buih">Putri Junjung Buih</a> yang menyayat hati. Contoh irama dundam adalah lagu <i>Tatangis</i> ciptaan Hamiedan AC.</li><li>Madihin yaitu lagu-lagu pada kesenian madihin. Contoh lagu irama madihin adalah lagu <i>Dayuhan wan Intingan</i> ciptaan H. Anang Ardiansyah</li><li>Lamut yaitu lagu-lagu pada kesenian ba-lamut.</li></ul> <p>Lagu <i>Ampar-Ampar Pisang</i> ciptaan Thamrin, tapi dirilis oleh Hamiedan AC dan lagu <i>Paris Barantai</i> ciptaan H. Anang Ardiansyah merupakan dua lagu yang menjadi kiblat dalam mencipta lagu daerah Banjar. Hal ini karena kedua lagu inilah yang pertama kali direkam dan dikenal banyak orang.</p>Unknownnoreply@blogger.com0